Bahasa l Inggris
Mendengar kata Laos, tentu cukup jarang bagi orang Indonesia mengunjungi salah satu negara di Asia Tenggara ini. Di akhir tahun 2017 aku berkesempatan mengunjungi salah satu destinasi wisata mancanegara yang masuk ke dalam daftar UNESCO dengan kota cagar budaya yang patut dijaga dan dilestarikan. Luang Prabang terletak di bagian Utara Laos dimana dekat dengan negara bagian China.
Mendengar kata Laos, tentu cukup jarang bagi orang Indonesia mengunjungi salah satu negara di Asia Tenggara ini. Di akhir tahun 2017 aku berkesempatan mengunjungi salah satu destinasi wisata mancanegara yang masuk ke dalam daftar UNESCO dengan kota cagar budaya yang patut dijaga dan dilestarikan. Luang Prabang terletak di bagian Utara Laos dimana dekat dengan negara bagian China.
Setibanya disana, aku disambut dengan cuaca dingin disertai hujan yang cukup intens. Sebelumnya aku melalui penerbangan dari Bangkok, Thailand dimana hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam 15 menit untuk tiba di Luang Prabang. Bandara yang tergolong kecil selayaknya bandara di kota kecil pada umumnya. Kebetulan tiba disana, aku mendapatkan airport transfer dari hotel yang sudah aku pesan sebelumnya yaitu Burasari Heritage. Uniknya kami dijemput menggunakan mobil klasik Marcedes Benz tahun 1970-an dengan bentuk yang stylish.
Sebagai kota kecil, bisa dibilang hotel disini cukup banyak serta dengan penginapan yang terjangkau. Namun untuk kenyamanan aku memilih Burasari Heritage yang menawarkan fasilitas selayaknya hotel mewah namun konsep klasik. Pada dasarnya semua hotel di Luang Prabang dari penginapan hingga hotel mewah hanya berkapasitas kecil dari 5 hingga belasan kamar. Selain itu, sesuai peraturan, tidak diperbolehkan membangun gedung lebih dari 2 lantai apalagi di area pusat.
Burasari Heritage merupakan salah satu hotel klasik yang cukup terkenal di Luang Prabang. Dengan lokasi menghadap ke salah satu sungai besar, Nan Khan River, suasana yang hijau dan asri. Begitu tiba di hotel, aku disambut ramah oleh resepsionis hotel dengan mengucapkan sa-baai-dii yang artinya hello. Dikarenakan cuaca yang dingin, seorang wanita memberikan kain hangat yang membuat nyaman dan minuman khas dengan aroma harum dan rasa sedikit manis yang segar.
Lalu ia juga menjelaskan petunjuk mengenai budaya Luang Prabang, rute wisata yang patut dikunjungi, fasilitas hotel serta informasi dan tip mengenai wisata di Luang Prabang. Tidak perlu lama, kamar ku sudah siap. Sebelum ke kamar, aku melewati ruangan penuh dengan interior antik yang sangat menarik. Gaya klasik yang membuat suasana Burasari Heritage seperti layaknya rumah.
Begitu memasuki kamar, aku sangat terkesan dengan keseluruhan ruangan dengan interior yang cantik klasik. Salah satu yang membuatku kagum yaitu shower room dengan tiang-tiang metal membentuk seperti sangkar burung, lalu mini bar dengan lemari yang berbentuk koper antik, lalu semua minuman dan cemilan dipastikan gratis sudah termasuk dengan kamar. Dan info lainnya, keseluruhan hotel Burasari Heritage berlapiskan elemen kayu sebagai infrastrukturnya, sehingga tanpa menggunakan pedingin ruangan, sudah terasa sejuk sekali apalagi di cuaca hujan.
Selain kamar yang nyaman, tersedia semua amenities lengkap dari shampoo, shower gel, sikat gigi, cotton pad, cotton bud, bathrobe dan lengkap dengan slingbag yang bisa digunakan untuk bersepeda. Dikarenakan cuaca hujan hingga malam hari, sehingga aku memutuskan untuk tetap di hotel hingga tiba saatnya jam makan malam. Kebetulan pada saat kita memesan kamar, disini sudah termasuk dengan sarapan dan makan malam setiap harinya. Untuk pilihan, makan malam ini bisa diganti menjadi makan siang.
Pada makan malam, setiap tamu bisa memilih set menu yang sudah disediakan namun tidak termasuk minuman. Menu yang ditawarkan merupakan khas makanan Thailand, sehingga akan cukup familiar dengan makanan yang disajikan seperti tom yam kai, tom kha pla dan lain-lain. Keseluruhan makanan yang disajikan cukup memuaskan, cita rasa Thailand yang dominan merupakan favoritku. Tidak lupa tersedia pula minuman aneka wine yang nikmat namun tidak termasuk dalam paket. Kami memilih Chateau l'oume de pey tahun 2010 jenis Carbenet Sauvignon dan merlot dipadu dengan rasa yang fruity.
Malam hari tanpa menggunakan pendingin ruangan, aku pun tertidur lelap ditemani cuaca hujan yang dingin. Begitu bangun pagi, udara sekita Luang Prabang tetap terasa dingin. Info penting bahwa di hotel Luang Prabang dilarang membangun kolam renang sesuai dengan peraturan area UNESCO. Sehingga begitu bangun, setelah mandi, aku langsung sarapan dengan menu yang disiapkan. Konsep sarapan sederhana tidak seperti hotel mewah sesungguhnya, tapi nyaman dengan suasanan rumahan.
Tersedia buah-buahan, roti, ham, juice dan yogurt. Lalu setiap tamu berhak memilih telur yang diinginkan dan hidangan spesial yang berubah setiap harinya. Untuk sebuah hotel tergolong bintang 4, menu yang ditawarkan jelas sangat sedikit. Tapi terus terang aku cukup puas dengan rasa makanan yang disajikan.
Burasari Heritage juga menyediakan sepeda yang bebas untuk dipakai oleh tamu. Di Luang Prabang akan sangat praktis sekali dimana turis bisa berjalan-jalan memutari kota menggunakan sepeda tanpa harus sewa mobil atau tuk-tuk. Selain menghemat waktu, kita tentu tidak akan berkeringat dikarenakan udara di Luang Prabang yang sejuk sekali.
Untuk pengalaman pertama kali menginap disini, aku cukup puas dengan segala hospitality yang ditawarkan. Fasilitas yang layak dan cukup nyaman membuatku betah di Burasari Heritage. Hanya saja memang ada beberapa staff yang tidak fasih bahasa Inggris dimana kita memerlukan sedikit usaha ketika berbicara, tapi tenang saja karena akan ada resespsionis yang tentu stand by setiap harinya. Untuk menginap disini bisa menghabiskan dari Rp 2,000,000 hingga Rp 5,000,000 per malam tergantung season.
Burasari Heritage,
44-47 Unit 3, Khiri Village, Kingitsarath Road, Luang Prabang Old Town,
Luang Prabang, 06000, Laos
Tel: +856 71 213 331
Malam hari tanpa menggunakan pendingin ruangan, aku pun tertidur lelap ditemani cuaca hujan yang dingin. Begitu bangun pagi, udara sekita Luang Prabang tetap terasa dingin. Info penting bahwa di hotel Luang Prabang dilarang membangun kolam renang sesuai dengan peraturan area UNESCO. Sehingga begitu bangun, setelah mandi, aku langsung sarapan dengan menu yang disiapkan. Konsep sarapan sederhana tidak seperti hotel mewah sesungguhnya, tapi nyaman dengan suasanan rumahan.
Tersedia buah-buahan, roti, ham, juice dan yogurt. Lalu setiap tamu berhak memilih telur yang diinginkan dan hidangan spesial yang berubah setiap harinya. Untuk sebuah hotel tergolong bintang 4, menu yang ditawarkan jelas sangat sedikit. Tapi terus terang aku cukup puas dengan rasa makanan yang disajikan.
Burasari Heritage juga menyediakan sepeda yang bebas untuk dipakai oleh tamu. Di Luang Prabang akan sangat praktis sekali dimana turis bisa berjalan-jalan memutari kota menggunakan sepeda tanpa harus sewa mobil atau tuk-tuk. Selain menghemat waktu, kita tentu tidak akan berkeringat dikarenakan udara di Luang Prabang yang sejuk sekali.
Burasari Heritage,
44-47 Unit 3, Khiri Village, Kingitsarath Road, Luang Prabang Old Town,
Luang Prabang, 06000, Laos
Tel: +856 71 213 331
Komentar
Posting Komentar